Peralatan Tenun Songket Silungkang

Peralatan tenun songket Silungkang sama dengan tenun Pandai Sikek. Peralatan itu pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni peralatan pokok dan tambahan. Keduanya terbuat dari kayu dan bambu. Peralatan pokok adalah seperangkat alat tenun itu sendiri yang oleh mereka disebut sebagai “panta”. Seperangkat alat yang
berukuran 2 x 1,5 meter ini terdiri atas gulungan (suatu alat yang digunakan untuk menggulung benang dasar tenunan), sisia (suatu alat yang digunakan untuk merentang dan memperoleh benang tenunan), pancukia (suatu alat yang digunakan untuk membuat motif songket, dan turak (suatu alat yang digunakan untuk memasukkan benang lain ke benang dasar). Panta tersebut ditempatkan pada suatu tempat yang disebut pamedangan (tempat khusus untuk menenun songket), di depannya diberi dua buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga kayu paso. Gunanya adalah untuk menggulung kain yang sudah ditenun.

 
Gambar: sketsa Panta,  alat tenun songket dari Minangkabau terdiri dari: 
(1) palanta (tempat duduk) 
(2) paso 
(3) tandayan 
(4) suri 
(5) karuk (gun) 
(6) palapah gadang 
(7) benang lungsi 
(8) tandaian (penggulung benang) 
(9) turak (teropong) 
(10) Keranjang turak 
(11) palapah ketek (pelepah kecil) 
(12) tijak-tijak.

Keterangan :

(1) Palanta adalah tempat duduk ketika sedang menenun. Kata panta sendiri berasal dari palanta, yaitu tempat duduk. Pada alat tenun ini dilengkapi sekaligus  dengan tempat duduk yang menyatu dengan alat tenun.
(2) Paso adalah penggulung kain yang terbuat dari kayu berbentuk bulat. Paso berfungsi untuk menggulung ujung kain dan bahagian kain yang sudah ditenun. Pada kedua ujung paso diberi lobang dan skrup untuk mengatur tegangan kain ketika kain sedang ditenun.
(3) Tandaian, adalah alat untuk penggulung benang lungsi. Tandaian panjangnya 140 sampai 150 cm, dan lebar 20 cm dengan ketebalan 4 cm. Pajang tandaian  disuaikan dengan besar panta. Tandaian dipasangkan pada dua buah balok yang  dipahat.
(4) Suri, yaitu sisir tenunan yang berfungsi untuk merapatkan benang sewaktu menenun. Kisi-kisinya terbuat dari bambu tinggi antara 15 cm sampai 20 cm. Lebarnya antara 3 sampai 4 mm dengan ketebalan 0,5 sampai 1 mm. Kisi-kisi terikat pada sebuah bingkai kayu. Jarak kisi-kisi menentukan halus kasarnya penggunaan benang lungsi yang akan ditenun. Panjang suri disesuaikan dengan besar atau lebar alat tenun.
(5) Karo atau gun, adalah bahagian alat tenun yang biasanya terbuat dari kawat baja untuk menyusun benang pada panta. Gun berfungsi mengatur naik turun benang lungsi ketika berlansung proses menenun.
(6) Pelepah gadang (besar), adalah kayu yang terletak antara benang lungsi yang fungsinya untuk mengatur ketegangan benang lungsi . Lebarnya 6 sampai 10 cm, tebalnya sekitar 3 cm.
(7) Turak adalah alat untuk menggulung benang pakan dan memasukannya diantara benang lungsi ketika terjadi proses menenun.
(8) Tijak tijak adalah alat untuk mengatur naik turunnya gun ketika terjadi proses menenun, alat ini diinjak dengan kaki untuk menurun dan menaikan  gun.
(9)Lidi-lidi adalah berupa lidi yang dipakai untuk mengatur dan membuat motif ketika menenun

Sedangkan, yang dimaksud dengan peralatan tambahan adalah alat bantu yang digunakan sebelum dan sesudah proses pembuatan songket. Alat tersebut adalah penggulung benang yang disebut ani dan alat penggulung kain hasil tenunan yang berbentuk kayu bulat dengan panjang sekitar 1 meter dan berdiameter 5 cm.


Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara I

No comments:

Post a Comment