Bahan yang dipakai untuk tenunan songket adalah, benang kapas, benang sutera dan sekarang berkembang dengan benang sintetis sebagai benang lungsi, untuk hiasan dipakai benang emas atau perak. Benang emas dan perak merupakan bahan utama untuk membuat tenunan songket. Pada mulanya dipergunakan benang
emas atau perak yang dibuat dari emas murni atau perak murni, sekarang tidak ada lagi yang memakai emas murni, karena harga emas dan perak sangat mahal.
Benang emas atau perak imitasi yang dipakai didatangkan dari India dan Singapura, benang ini banyak dijual di pasar-pasar industri. Benang digulung sedemikian rupa, dalam satu kemasan terdapat 5 bungkus benang dan setiap bungkusnya terdiri dari 30 ikat kecil-kecil. Untuk sehelai kain sarung songket balapak menghabiskan 7 sampai 8 bungkus sedangkan untuk satu selendang menghabiskan 3 bungkus benang perak atau benang emas. Kadar dari warna emas ini berlain-lainan tergantung pilihan konsumen, ada yang kekuning-kuningan sampai kuning mas yang lebih tua dan warna perak.
Benang kapas dan benang sutra yang dijual masih dalam bentuk benang mentah, yang berwarna putih kekuning-kuningan. Untuk menjadikan benang berwarna, dilakukan pencelupan. Bahan pewarna pada awalnya dipakai bahan-bahan alam, namun sekarang sudah banyak dijual bahan kimia sebagai bahan pewarna. Bagi sebagian industri tenun songket masih memakai bahan alam sebagai bahan pewarna, hal ini merupakan ciri dari suatu industri.
Warna kimia atau warna buatan yang banyak pakai untuk tenunan songket berbentuk serbuk dan hoblor, dengan memiliki tiga warna dasar, yaitu merah, kuning dan biru. Untuk mendapatkan warna hablor dicampur dengan air panas. Takaran serbuk pencelup yang umum ialah satu canteng serbuk dihancurkan dengan satu liter air. Satu campuran dapat mencelup benang yang dapat menghasilkan 80 helai kain.
Cara mencelup adalah, gumpalan benang dicelup dan direndam setengah jam untuk warna-warna sederhana, untuk mendapatkan warna yang lebih tua diperlukan perendaman lebih kurang satu hari. Setelah itu benang dijemur sehingga kering, lebih kurang selama dua hingga tiga jam pada cuaca panas. Takaran hoblor dan lama proses perendaman dapat menentukan cerah atau gelapnya warna, sehingga menghasilkan value warna yang beragam dari hue yang sama. Campuran dari dua warna atau lebih dari warna yang berbedakan menghasikan warna atau hue yang lain, hal ini dapat dilakukan dengan zat hoblor.
Warna yang berasal dari satu warna tetapi value berbeda terjadi karena lama proses pencelupan atau jumlah zat warna yang digunakan. Apabila digunakan bahan perwarna yang berasal dari bahan kimia, warnanya tetap sesuai dengan naftol dan garam kimia yang digunakan.
No comments:
Post a Comment