Motif Tradisonal Songket Silungkang "Bijo Mantimun"


Mentimun adalah sejenis tanaman yang merambat dan buahnya untuk sayur-mayur. Tumbuhnya yang merambat ini dalam pepatah dikatakan: bak antimun marantang tali ( bagai mentimun merentang tali). Supaya mentimun tumbuh subur, harus dipelihara dan dipupuk.
Mentimun hidup dalam keterbatasan, tanpa bantuan manusia tumbuhan ini tidak akan tumbuh dengan baik. Hal ini diibaratkan dengan kehidupan manusia, tanpa dipupuk dan diberi bimbingan tidak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Desain bijo antimun adalah lambang hidup yang terarah. Desain ini menggambarkan bahwa segala sesuatu dibiarkan berkembang sesuai dengan kudratnya, manusia hanya memelihara supaya perkembangannya jangan sampai terhalang, untuk itu harus dipupuk dan disiram supaya perkembangannya jangan sampai terhenti atau layu.


Upacara adat adalah menabalkan seseorang menjadi pimpinan adat, namun sebagai orang yang ditinggikan selangkah dan didahulukan seranting, dianya tidak akan besar kalau tidak dibesarkan oleh kaumnya, diamba gadang diampiang tinggi. Ibarat antimun merantang tali, untuk menjadi besar harus ada yang mengingatkan dan membimbing penghulu sebagai pimpinan adat. Seorang penghulu akan besar apabila dia berjalan dijalan yang benar sehingga kata-katanya didengar, perintahnya diturut, selama penghulu berpegang kepada garis-garis adat yang telah ditentukan berdasarkan mufakat mengikut alur dan patut dalam berbuat dan bertindak.

Sumber : Songket Minangkabau, Teknik dan Filosofi (Oleh: Agusti Efi Marthala)

No comments:

Post a Comment