Seiring dengan digulirkannya Program PNPM Pariwisata/Program Desa Wisata di Seluruh Indonesia oleh Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia, maka salah satu desa yang mendapatkan manfaatnya dari program ini adalah Desa Silungkang Tigo - Kecamatan Silungkang - Kota Sawahlunto.
Kegiatan Desa Wisata yang dikembangkan di desa ini adalah karena adanya ke khas an lokal dari masyarakat yang bisa dijadikan Objek Wisata yaitu dari sisi What to See dan What To Do, yaitu melihat bagaimana proses menenun sebuah songket dan wisatawan bisa diajak untuk terlibat dalam proses penenunan.
Kelompok Desa Wisata "Stasiun Wisata" adalah kelompok masyarakat penenun yang terdiri dari 15 (lima belas) orang, yang kagiatan sehari-hari mereka adalah bertenu setelah melakukan pekerjaan rumah tangga. Selain mengembangkan tenun untuk menopang dan membantu penghasilan keluarga, mereka juga mengupayakan membentuk showroom tempat memasarkan hasil karya mereka. showroom yang dinamai sesuai dengan nama kelompok mereka "Stasiun Wisata" diusahakan secara berkelompok, dimana masing-masing orang mendapatkan giliran untuk menjaga showroom tersebut.
Pengembangan songket mereka diusahakan dari masukan-masukan yang didapat dari pengunjung yang datang berkunjung ke showroom tersebut. pengembangannya adalah dalam bentuk kerajinan lain yang dibuat dari songket, misalnya dasi, taplak meja, hiasan dinding dan lainnya. Hal ini mendapat respon cukup positif dari para pembeli.
Kegiatan Desa Wisata yang dikembangkan di desa ini adalah karena adanya ke khas an lokal dari masyarakat yang bisa dijadikan Objek Wisata yaitu dari sisi What to See dan What To Do, yaitu melihat bagaimana proses menenun sebuah songket dan wisatawan bisa diajak untuk terlibat dalam proses penenunan.
Kelompok Desa Wisata "Stasiun Wisata" adalah kelompok masyarakat penenun yang terdiri dari 15 (lima belas) orang, yang kagiatan sehari-hari mereka adalah bertenu setelah melakukan pekerjaan rumah tangga. Selain mengembangkan tenun untuk menopang dan membantu penghasilan keluarga, mereka juga mengupayakan membentuk showroom tempat memasarkan hasil karya mereka. showroom yang dinamai sesuai dengan nama kelompok mereka "Stasiun Wisata" diusahakan secara berkelompok, dimana masing-masing orang mendapatkan giliran untuk menjaga showroom tersebut.
Pengembangan songket mereka diusahakan dari masukan-masukan yang didapat dari pengunjung yang datang berkunjung ke showroom tersebut. pengembangannya adalah dalam bentuk kerajinan lain yang dibuat dari songket, misalnya dasi, taplak meja, hiasan dinding dan lainnya. Hal ini mendapat respon cukup positif dari para pembeli.
No comments:
Post a Comment